- Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt --
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
- Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator
Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.
Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
- Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper.
- Menggunakan Multitester sebagai pengukur arus rangkaian
1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing
2. Kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di - batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan segera cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.
Oleh karen itu gunakan selalu batere yang asli Lithium yang mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.
Pada Multitester Analog yang tidak ada fungsi pengukuran Nilai Kapasitansir, maka Anda tidak dapat mengukur nilai kapasitansi (dalam satuan farad) suatu kodensator. Namun melihat dari fungsi kodensator itu sendiri (menyimpan tegangan listrik) maka Anda dapat melakukan pemeriksaan apakah suatu kodensator masih baik atau sudah rusak melalui fungsi OHM Meter nya.
Sesungguhnya, saat fungsi OHM Meter dijalankan maka probe mulititester mengeluarkan tegangan yang kecil (1,5 volt ). Nah hal ini selanjutnya dapat digunakan utk mengetahui kondisi kodensator.
Atur selektor multitester pada OHM Meter skala x1 dan hubungkan probe (+) & (-) ke ke-2 kaki kodensator, maka jarum multitester akan bergerak searah jarum jam (proses penyimpanan tegangan) lalu secara perlahan bergerak berlawanan arah jam (proses pelepasan/bocoran tegangan). Hal ini menandakan bahwa kodensator POLAR tersebut masih baik, karena masih dapat menyimpan tegangan dan kemudian melepaskan tegangan tersebut (karena adanya beban yaitu rangkaian multi tester itu sendiri)
Pada pemeriksaan kodensator non polar, saat probe (+) & (-) multitester dihubungkan ke kaki kodensator maka jarum multitester akan bergerak searah jarum jam kemudian berhenti.Dan jika kita hubung singkatkan kaki-kakinya pada saat probe multitester masih terhubung (memberikan beban pada kodensator agar terjadi bocoran tegangan simpan), maka sesaat kemudian jarum multitester akan bergerak berlawanan arah jam. Jika hasilnya demikian maka kodensator polar ini masih baik
Untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian dengan menggunakan Multitester Analog, Anda pilih fungsi Ampere Meter dengan skala yang sesuai. Kemudian probe (-) multitester dihubungkan ke rangkaian elektronik sedangkan probe (+) di hubungkan ke sumber tegangan (+) yang ditujukan ke rangkaian elektronik tersebut. Maka selanjutnya Anda akan melihat besaran arus listrik yang mengalir masuk ke rangkaian tersebut.
0 komentar:
Post a Comment